Selasa, 21 September 2010

Pengelompokan Industri Keramik

Meliputi industri barang jadi keramik seperti perlengkapan rumah tangga dari porselin, bahan bangunan dari porselin, alat laboratorium dan alat listrik/teknik dari porselin, barang untuk keperluan laboratorium kimia dan kesehatan dari porselin serta barang-barang lainnya dari porselin.
Keramik termasuk dalam katagori thermoset yaitu suatu benda yang setelah mengalami pemanasan dan pendinginan kembali tidak dapat berubah lagi kebentuk asalnya. Berdasarkan fungsi dan strukturnya produk keramik dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu keramik konvensional dan keramik maju

Gambaran umum Industri keramik di Indonesia

Industri keramik yaang terdiri dari ubin (tile), saniter, perangkat rumah tangga (tableware), genteng telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pembangunan nasional melalui penyediaan kebutuhan domestik, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti lempung, feldspar dan pasir silika yang tersebar di berbagai daerah, industri keramik terus tumbuh baik dalam kapasitas maupun tipe dan desain produk yang semakin berdaya saing tinggi. Kondisi ini dapat terlihat pertumbuhan rata – rata sekitar 6% dan perolehan devisa yang mencapai US$ 220 juta pada tahun 2008 ataau meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar US$ 212 juta serta penyerapan tenaga kerja lebih dari 200.000 orang. Saat ini kapasitas kapasitas industri keramik tile mencapai 327 juta m2,
keramik saniter 4,6 juta pcs dan keramik tableware 268 juta pcs, sehingga untuk keramik telah menempatkan Indonesia sebagai produsen keramik terbesar dunia setelah China, Italy, Spanyol, Turki dan Brazil.
Industri keramik meliputi industri bahan baku, industri bahan penolong dan industri bahan setengah jadi serta produk keramik seperti tile, saniter dan tableware dan alat laboratorium meliputi KBLI 26201 s/d 26209 atau HS 6901 s/d 6914.
Keramik adalah berbagai produk industri kimia yang dihasilkan dari pengolahan bahan tambang seperti kaolin, feldspar, pasir silika dan tanah liat (clay) melalui tahapan pembakaran dengan suhu tinggi (sekitar 1.300 o

Senin, 20 September 2010

Analisa SWOT Industri Keramik di Indonesia

1. Potensi dan daya dukung
  • Jumlah penduduk yang besar, sdkan konsumsi keramik perkapiata yang masih rendah
  • tersedianya deposit tambang bahan baku keramik yang cukup besar yang tersebar diberbagai daerah seperti ball clay, feldspar dan zircon di Kalimantan Barat maupun energi gas sebagai bahan bakar proses produksi
2. Kendala :
  • Membanjirnya keramik impor khusussnya dari China
  • Pasokan gas alam yang digunakan sebagai bahan bakar keramik belum mendapat jaminan untuk jangka panjang dan pasokan gas untuk industri keramik di Sumatera Utara hingga saai ini masih labil
  • Harga gas alam ditetapkan dalam US Dollar sehingga, apabila nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang US dollar akan mengakibatkan naiknya harga pokok produksi
  • Industri pengolah bahan baku keramik sangat sedikit padahal  beberapa didaerah di Indonesia memiliki potensi bahan baku keramik, sehingga untuk bahan baku dengan kualitas tertentu masih banyak yang diimpor
  • Penguasaan Research and Developmen masih lemah
  • Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang desain masih sangat lemah
3. Strategi :
peningkatan efisiensi melalui inovasi dan teknologi yang hemat energi gas dan mengembangkan desain untuk menghasilkan produk – produk keramik berkualitas